Rabu, 08 Agustus 2012

Go to Bantul

GUA PINDUL

Salah satu gua yang cukup populer di Yogyakarta adalah Gua Pindul, yang terletak di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Kab Gunungkidul. Di Pindul, pengunjung dapat menelusuri gua di atas ban karet — atau sering disebut “tubing”. Berbeda dengan kebanyakan gua di Indonesia yang merupakan “gua kering” (yang dapat dimasuki wisatawan dengan sangat mudah), Gua Pindul ini termasuk “gua basah”, dengan sungai mengalir dari bagian depan hingga mulut gua di bagian belakang. Bersiap masuk ke gua dengan ban karet. Panjang gua sendiri berkisar sekitar 300 meter dengan aliran sungai yang sangat tenang. Pengunjung yang datang dan ingin melakukan telusur gua harus mendaftar terlebih dahulu dengan biaya Rp 30 ribu per orang. Biaya ini sudah termasuk ban karet, jaket pelampung (yang tahan beban 100 kg), dan pemandu. Barang-barang bawaan Anda dapat dititipkan di bagian keamanan, namun kamera harus tetap dibawa! Setelah mendaftar, Anda dipersilakan membawa ban karet menuju mulut gua, sekitar 200 meter dari bagian pendaftaran. Di sana, pemandu akan mengajak berdoa terlebih dahulu dan menjelaskan tata tertib. Salah satunya adalah, Anda dilarang membuang benda apa pun sembarangan karena pihak pengelola berusaha untuk menjaga kondisi gua dan sekitarnya. Gua Pindul terdiri dari tiga bagian; bagian terang, remang-remang, dan bagian gelap.

Di salah satu lokasi terdapat sebuat tempat yang datar, kabarnya dahulu merupakan tempat pertapaan. Di gua ini terdapat tiga satwa yang dilindungi, yaitu burung seriti, burung walet, dan kelelawar. Menurut pemandu, gua tersebut memang dibiarkan gelap tanpa penerangan untuk melindungi kelelawar yang hidup di dalamnya. Ada bagian gua yang menyempit hingga hanya cukup untuk satu ban karet. Pengunjung harus bergantian memasuki lorong ini. Pemandu akan membantu menarik ban-ban karet tersebut. Menjelang ujung gua, terdapat sebuah lokasi yang dapat digunakan untuk melompat. Benar kata si pemandu, sekali melompat Anda pasti ketagihan! Beberapa pengunjung sampai melompat 2 hingga 3 kali. Sampai di bagian luar gua, petualangan belum selesai. Pengunjung diharuskan naik dari pinggir sungai ke atas menggunakan tali. Pengelola memang sengaja tidak membuat tangga untuk membuat acara telusur gua menjadi lebih seru. Keseluruhan jelajah gua membutuhkan waktu 45 menit hingga 1 jam. Pengunjung diharuskan naik dari pinggir sungai ke atas menggunakan tali. 

Wisata di Gua Pindul sangat cocok bagi Anda yang gemar berpetualang, atau ingin berwisata bersama keluarga. Gua ini masih alami, pemandangan sekitarnya pun indah, sangat cocok untuk menghabiskan akhir pekan. Bila Anda berkesempatan berkunjung ke Pindul, jangan lewatkan juga kunjungan ke Gua Gelatik dan Monumen Jenderal Soedirman yang berada sangat dekat dari situ. Kalau ketagihan menyusuri aliran air dengan ban karet, silakan coba juga paket susur gua dengan ban karet di Sungai Oya tidak jauh dari situ. Waktu penyusuran di sini sekitar 1,5 jam. Tidak diperlukan persiapan khusus untuk melakukan cave tubing di Gua Pindul. Peralatan yang dibutuhkan hanyalah ban pelampung, life vest, serta head lamp yang semuanya sudah disediakan oleh pengelola. Aliran sungai yang sangat tenang menjadikan aktivitas ini aman dilakukan oleh siapapun, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Waktu terbaik untuk cave tubing di Gua Pindul adalah pagi hari sekitar pukul 09.00 atau 10.00 WIB. Selain karena airnya tidak terlalu dingin, jika cuaca sedang cerah pada jam-jam tersebut akan muncul cahaya surga yang berasal dari sinar matahari yang menerobos masuk melewati celah besar di atap gua. Sambil merasakan dinginnya air sungai yang membelai tubuh di tengah gua yang minim pencahayaan, seorang pemandu bercerita tentang asal-usul penamaan Gua Pindul. Menurut legenda yang dipercayai masyarakat dan dikisahkan turun temurun, Selain menceritakan tentang legenda Gua Pindul, pemandu pun akan menjelaskan ornamen yang ditemui di sepanjang pengarungan. Di gua ini terdapat beberapa ornamen cantik seperti batu kristal, moonmilk, serta stalaktit dan stalagmit yang indah.


Sebuah pilar raksasa yang terbentuk dari proses pertemuan stalaktit dan stalagmit yang usianya mencapai ribuan tahun menghadang di depan. Di beberapa bagian atap gua juga terdapat lukisan alami yang diciptakan oleh kelelawar penghuni gua. Di tengah gua terdapat satu tempat yang menyerupai kolam besar dan biasanya dijadikan tempat beristirahat sejenak sehingga wisatawan dapat berenang atau terjun dari ketinggian. Tatkala YogYES masih menikmati indahnya ornamen gua di sela bunyi kepak kelelawar dan kecipak air, mendadak pengarungan sudah sampai di mulut keluar gua. Bendungan Banyumoto yang



 PANTAI KUWARU 

Pantai Kuwaru berada di daerah Srandakan, Bantul, kurang lebih 29 KM keselatan Jogja. Selama di Jogja aku dah mengunjungi beberapa pantai. Tiap pantai punya ciri khas tersendiri. Seperti pantai “Kuwaru” ini, pantai nya sama seperti pantai kebanyakan dan ombak yang cukup tinggi jadi gak bisa berenang bebas ketengah. Akantetapi keunikanya dengan pohon cemara yang menghijau di sepanjang pantai. Di bawah rindangnya pepohonan cemara kita bisa bersantai sambil memandang lautan, kalo panas bisa berteduh di bawahnya. Jarang ketemu pantai yang banyak pepohonan cemara seperti dipantai ini.
Pantai “Kuwaru” cukup ramai pengunjungnya, karena memang cocok untuk bersantai keluarga dengan pepohonan cemara, di Pantai ini tersedia juga fasilitas permainanseperti kolam renang mini dan mengendarai ATV. Disepanjang pantai berdiri banyak warung makan yang akan memanjakan lidah dengan menu masakan laut dan juga makanan lain. Bersantai dan menikmati kuliner di bawah rindang pepohonan cemara sambil memandang laut pastilah sangat menyenangkan. 



 TAHU PONG

 Nama tahu pong berasal dari kata kopong atau kosong. Tahu yang digunakan untuk membuat hidangan tahu pong memang merupakan tahu yang kosong tidak ada isinya. Namun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa nama pong berasal dari kata ‘phong’ yang dalam dialek Banlam (Hokkian Selatan) berarti menggembung.

 Hal ini cukup masuk akal mengingat pada mulanya tahu adalah makanan khas Cina yang dalam bahasa Hokian disebut dengan ‘tauhu’ (kedelai yang difermentasi), yang kemudian menyebar ke wilayah Asia Timur, Asia Tenggara, hingga ke seluruh dunia. Tahu goreng yang lezat ini kemudian disandingkan dengan sambal petis dan acar lobak. Petis inilah yang merupakan kuliner asli Indonesia. Berbeda dengan terasi yang dikenal hampir di seluruh kawasan Asia Tenggara, petis hanya dikenal di Indonesia khususnya di pesisir utara Jawa. Sejarah terciptanya petis berasal dari para nelayan di pesisir utara Jawa yang tidak ingin membuang sisa olahan makanan laut mereka. Sisa masakan tersebut lalu ditambah dengan gula jawa dan dipanaskan hingga mengental seperti saus dan digunakan sebagai teman makan kudapan. Dua jenis makanan dari dua budaya yang berbeda ini kemudian disandingkan dalam satu wadah sehingga terciptalah menu tahu pong yang mampu menggunggah selera. Anda yang suka pedas bisa menambahkan cabai yang telah diulek ke dalam petis yang telah dicairkan. Kemudian makanlah tahu bersama dengan sambal tersebut, sensasi gurih, asin dan manis segera terasa di mulut. Jangan lupa tambahkan acar lobak yang asam dan segar sebagai penyeimbang rasa.


 MIE LETHEK

 Mie lethek adalah salah satu kuliner dari Bantul yang berbahan tepung tapioka dan diproduksi dengan cara yang masih tradisional. Jenis kuliner ini sangat unik karena memiliki warna yang keruh kecoklatan sehingga tampak kurang menarik, karena warna keruhnya itulah mie ini disebut dengan Mie Lethek. Walau memiliki tampilan yang kurang menarik, namun citarasa mie lethek ini sungguh istimewa dan ngangeni di lidah. Mie lethek juga sering disebut mie bendo karena mengambil sebuah kampung yang memproduksi mie ini yaitu Desa Bendo, Trimurti, Srandakan, Bantul.

 Cara pembuatan mie lethek ini pun cukup unik, karena menggunakan tenaga sapi untuk menggiling adonan mie. Pamor mie ini sempat redup karena harus bersaing dengan berbagai macam produk mie instan yang ditawarkan di masyarakat, namun seiring waktu keberadaan mie lethek ini kembali eksis dengan mempertahankan citarasanya yang khas. Biasanya mie lethek disajikan dengan digodhog atau digoreng, dengan dilengkapi ceplokan telur bebek dan suiran daging ayam kampung. Untuk bisa menikmati kelezatan mie lethek yang melegenda silahkan saja datang ke Bantul, dan kebanyakan warung yang menghidangkan kuliner ini buka pada malam hari.

Sabtu, 23 Juni 2012

"Nature" Kalbar

Pulau Kalimantan adalah salah satu pulau yang di lewati oleh garis khatulistiwa dan kota yang di lalui garis khatulistiwa adalah kota Pontianak. Di kota Pontianak ini juga terdapat Tugu Khatulistitwa yang di bangun pada tahun 1928.
Kota Pontianak merupakan Ibukota Propinsi Kalimantan Barat
Tinggi permukaan tanah dari permukaan laut antara 0,8 s/d 1,5 meter

Struktur tanah merupakan lapisan tanah gambut bekas endapan Lumpur Sungai Kapuas. Lapisan tanah liat baru dicapai pada kedalaman 2,4 meter dari permukaan laut

Kota Pontianak termasuk beriklim tropis dengan suhu yang tertinggi ( berkisar antara 28 –32 derajat C dan suhu rata –rata pada siang hari 30 derajat C )
Kota Pontianak terletak pada garis lintang 0 derajat bertepatan dengan garis Khatulistiwa dan 109 derajat, 20 menit, 00 detik Bujur Timur


 Festival Khatulistiwa

Tugu Khatulistiwa ini berada di jalan Khatulistiwa kecamatan Pontianak Utara. Letak nya berada di pinggir jalan raya sehingga bila pengunjung ingin berkunjung Tugu Khatulistiwa ini tidak sulit untuk mencari lokasinya. Saat yang tepat untuk mengunjungi Tugu Khatulistiwa adalah saat dimana terjadi nya titik Kuliminasi yaitu pada bulan Maret dan September.



Seperti tanggal 22 September 2011 adalah perayaan titik kulminasi yang di rayakan serentak dengan Festival Budaya Bumi Khatulistiwa. Tugu Khatulistiwa ini berada tidak jauh dari sungai sehingga bila di kunjungi pada waktu sore memberikan suasana yang berbeda terutama suasana senja di pinggiran sungai, sembari memandangi Tugu Khatulistiwa. Selain itu di sekitar Tugu Khatulistiwa ini juga halaman nya tertata rapi serta bersih. Rumputnya yang hijau serta tumbuhan - tumbuhan yang hijau beserta tanaman hias yang sangat indah.

Air Terjun Tikalong

Dengan pesona alam yang menakjubkan tak ada salahnya jika Kalimantan Barat menjadi salah satu tempat wisata favorit bagi Anda. Di daerah ini banyak sekali lokasi wisata alam berupa riam atau air terjun.
Salah satu tempat wisata yang wajib Anda kunjungi di Kalimantan Barat adalah air terjun Tikalong yang terletak di Kabupaten Bengkayang. Air terjun Tikalong merupakan air terjun mini dengan aliran air yang cukup deras namun sangat jernih.
Dengan udaranya yang sejuk dan nyaman menjadi tempat favorit bagi masyarakat untuk berlibur. Banyak orang yang datang ke kawasan ini untuk menikmati keasrian alam sekitar air terjun sambil berbasah-basah ria.

Jika Anda beruntung di kawasan ini Anda dapat menjumpai tanaman Keladi Tikus dengan bunganya yang berwarna ungu. Untuk menuju air terjun Tikalong dapat ditempuh dari kota Pontianak dengan mengendarai mobil selama 4 jam.


Pantai Kijing
Pantai Kijing yang merupakan pantai nan indah, terletak 18 kilometer dari kota Mempawah. Di pantai ini tersedia fasilitas kantin, kolam renang, musholla, wihara, taman dan panggung pertunjukan. Panggung pertunjukan menampilkan berbagai acara hiburan pada akhir pekan dan hari-hari libur lainnya. Lokasi pantai Kijing dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan roda dua dan empat.

Nama Kijing berasal dari nama sejenis kerang berbentuk kecil dan memanjang yang banyak terdapat di tepi pantai. Sebelum menjadi lokasi obyek wisata seperti sekarang. Pantai Kijing merupakan tempat hidupnya hutan mangrove dengan berbagai jenis biota laut seperti kepiting, kerang, dan sebagainya. Di sepanjang pantai wisata Pantai Kijing, mulai dari arah Selatan hingga ke Utara yang terlihat hanya hamparan pasir putih dan rindangnya pohon kelapa sebagai tempat berteduh. Suasana pantai memang tak bisa dipungkiri memberikan keindahan tersendiri. Apalagi jika menjelang sore hari dan waktu terbenamnya sang matahari di ufuk Barat, memberikan kepuasan tersendiri bagi pengunjung. 

Pantai Pasir Panjang

Jejeran pohon kelapa yang mengawal bentangan pasir putih di Pantai Pasir Panjang, Kalimantan Barat seakan tak berujung. Bila beruntung dan cuaca cerah, Anda bisa mengintip Malaysia dari pantai ini.
Udara segar ditambah suasana yang jauh dari hiruk pikuk ibukota, dijamin ampuh menyegarkan kembali pikiran Anda. Pantai Pasir Panjang di Singkawang, Kalimantan Barat, boleh di datangi
pemandangan pulau-pulau di sekitarnya menjadi latar belakang yang sangat menawan. Pulau Kelapa dan Pulau Mentete menyatu dengan hutan pinus yang tertata rapi seolah membungkus pantai cantik ini. Sungguh, Pasir Panjang ini memiliki alam yang sangat eksotis.
Saat cuaca cerah, pelancong bisa melihat Malaysia. Saat senja menjelang, sunset cantik nan eksotis siap mengisi memori kamera Anda. Baru setengah mentari menenggelamkan tubuhnya, segerombolan ikan terbang "menari" di laut. Wah!
Berjarak sekitar 142 kilometer dari Kota Pontianak, wisatawan bisa memulai perjalanan dari Bandara Supadio atau Terminal Bus Pontianak. Dari sini pengunjung bisa naik taksi, travel, atau bus untuk sampai ke Kota Singkawang. Selanjutnya, dari Singkawang, wisatawan bisa menggunakan taksi, bus, atau minibus.
Tidak ada kata menyesal dan bosan setelah datang ke pantai ini. Bahkan wisatawan mancanegara sudah banyak yang mengincar dan mendatangi Pasir Panjang. Wow! Tuhan, benar-benar mahir dalam menata alam semesta ini.
Siapkan peralatan dan perbekalan, karena keindahan tak berujung di Pantai Pasir Panjang akan membuat anda lupa waktu.

Deden Rojudin,Mempawah/Kalimantan Barat

Selasa, 12 Juni 2012

Menjelajahi hutan hujan papua

Perjalan surveyor yang menjelajahi semua pulau di negeri ku ini telah aku mulai sejak lulus dari sekolah  pemetan di kota kelahiran sejak tahun 2007, sudah berbagai tempat,baik pulau kecil,maupun besar telah aku singgahi,banyak suka duka yang aku alami selama menjadi petualang ,keluar masuk perusahaan,samapai akhirnya saya masuk sebuah BUMN. yang bergerak di bidang pertambangan.ya di PT.ANTAM saya mulai masuk dan mengenal dunia pertambangan.

Perjalalan di mulai dari jakarta menuju kota terbesar di bagian timur indonesia ini jayapura,yang langsung di sambut oleh indahnya danau sentani nan eksotis,,ya di menuju bandar udara sentani.

Dari sentani saya melanjutkan perjalanan menuju Oksibil sebuah kota pegunungan yang terletak di ujung timur pulau papua uang berbatasan langsung dengan Papua New Guinea

Oksibil adalah ibu kota Pegunungan Bintang Papua, kota kecil yang sejuk dan dingin ini terletak di ketinggian sekitar 1400 meter dari permukaaan laut, dengan panorama alam yang masih terasa asli dan asri kota oksibil terasa sejuk dan damai. Kota oksibil merupakan kota yang berada di cekungan yang dikelilingi tangkapan aiar hujan pegunungan kapur (kars) berkarakter hutan hujan pegunungan tinggi. 

Kesan lain yang menonjol di kota Oksibil adalah harga kebutuhan hidup baik kebutuhan pokok dan kebutuhan sekunder lainya. Contoh harga sayur kol dengan ukuran normal (sebesar kelapa) harga sudah pasti diatas dua puluh ribu per biji, semen per sak 800.000 - 1.200.000, bensin dan solar harga rata rata 35.000 per liter, demikian kondisi harga yang tinggi karena semua sangat tergantung pasokan dari kota Jaya Pura dengan aalat tranport satu satunya hanya pesat udara.




Dari oksibil saya melanjutkan perjalanan ke camp eksplorasi PT.Antam unit geomin menggunakan helikopter MI milik TNI AD,perjalanan dari oksibil ke segnam menggunakan heli hanya 15 menit saja,tapi kalau kita berjalan kaki menghabiskan waktu kurang lebih 6 hari untuk mencapai camp utama itu.

Subhanallah,subhanallah,kata-kata itu yang keluar dari hati,dan mulut saya ketika pertama melihat rimbanya hutan yang belum terjamah oleh manusia.



WELCOME to SEGNAM 
Adalah tulisan yang pertama yang saya ketika turun dari helikopter yang mengantarkan saya ke lokasi camp PT.Antam unit Geomin.

Hutan hujan oksibil


Hijauanya Hutan di oksibil bukan gambaran kecukupan akan daya menyimpan air, yang umumnya terjadi di hutan hutan lain di luar papua, hal ini yang sering mengecoh kita, bahwa kita sering beranggapan bahwa hijau hutan identik dengan tingginya air yang disimpan dalam hutan, ini tidak berlaku di hutan oksibil. Kenapa demikian, karena lantai hutan di sana merupakan batu kars hampir sama dengan Wonosari, yang memiliki solum tanah sangat tipis, namun karena karakter hutan hujan pegunungan tinggi yang memiliki intensitas dan jumlah hujan yang tinggi maka sifat hijau vegetasinya juga selalu tampak lestari, padahal sebenarnya jangka panjang sangat rawan kekeringan apabila salah pengelolaannya. Coba bayangkan apabila hujan di oksibil sempat tidak turun selama 2 -3 minggu, saya percaya kekeringan sudah tentu akan dirasakan, apalagi tempat penyimpanan air alami (reservoir) yang ada saat ini khususnya di lembah justru sekarang banyak berubah menjadi tempat pemukiman (kota) , maka perencanaan pemanfaatan sumber daya lahan dan hutan serta pengelolaannya sudah barang tentu harus secermat mungkin dan mengedepankan kelestarian lingkungan menjadi sangat prioritas saat ini.




Berburu di hutan 

Berburu merupakan hal atau kebiasaan manusia mencari atau mengejar binatang dengan cara jituh yang mereka miliki. Dengan cara- cara yang mereka miliki inilah merupakan kebiasaan atau sistem social masyarakat. Pengertian perburu menurut Kamus besar bahasa Indonesia mengejar untuk menangkap binatang di dalam hutan.



Alat berburu



Di daerah Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, untuk berburu binatang ( kuskus pohon) atau bintang lainya, menggunakan senjata tradisional. Senjata tradisional ini adalah busur dan anak pana. Anak pana ini ada berbagai jenis, diantaranya; betop, awel, batol, arah (sebutan dari bahasa Ngalum). Dari ke empat anak panah diatas fungsinya masing- masing.

Betop merupakan salah satu anak panah yang berjenis besar. Anak panah (betop) terbuat dari bambu. Cara membuat anak panah (betop) ini adalah mengambil babu yang sudah tua, lalu kemudian dipotong- potong. Setelah itu, di belah- belah menjadi beberapa bagian kemudian akan dikeringkan diatas atap tungku api. Setelah kering, lalu kemudian akan dibuat menjadi anak panah. Bentuk anak panah ini adalah tidak bulat panjang, tetapi agak tipis dan lebar dan kedua ujungnya tajam. Anak panah ini biasa gunakan untuk membunu babi atau sapi, rusah, dan binatang yang berjenis besar.
Awel ini merupakan salah satu jenis anak pana yang dibuat dari kayu sembarangan.  Bentuk anak panah ini seperti paku seng. Fungsi anak panah ini adalah untuk membunu ular atau cecak, burung, tikus tanah, dan binatang yang berjenis kecil lainya.
Batol merupakan salah satu jenis anak panah yang dibuat dari akar buah pandan atau dengan kayu. Fungsi utama anak panah ini adalah untuk membunu burung, kuskus, tikus tanah, ikan, dan binatang lainya, dan.
Arah merupakan salah satu jenis anak panah yang di buat dari kayu yang khusus. Karena anak pana ini merupakan anak pana yang paling penting dan berbahaya. Anak pana ini pajang dan ada giginya, untuk merobek binatang. Jenis anak pana ini,  paling utama dan peranan penting  dalam berburu atau pun gunakan dalam perang. Dalam fungsinya adalah gunakan untuk membunuh manusia, kuskus, babi, sapi, dan binatang lainya.

Jadi pada intinya adalah bahwa cara berburu kuskus pohon, ini ada maksud tertentu yang berarti bagi masyarakat. Kedua  acara ini harus digelar atau di lakukan bersamaan hingga berakhirnya. Karena kedua acara ini saling mendukung satu sama lainya (ada kaitanya/ hubungan timbale - balik ).
Berburu kuskus hanya sekedar (bukan karena adat) ini dalam pencariannya dan untuk mendapatkan bintang ini sangat susah. Dan hal ini kemungkinan besarnya adalah kuskus ini merupakan salah satu binatang  yang berlambang atau simbol dalam  tata cara adat (atangki) masyarakat Kabupaten Pegunugan Bintang. Aratinya kuskus ini sebagai salah – satu binatang yang berarti bagi kehidupan masyarakat Pegunungan Bintang, Papua.  Lalu kemudian, istilah yang biasa di gunakan dalam bahasa ngalum adalah kakaki. kaki artinya symbol keperyaan bagi masyarakat pegungungan bintang dimana mendewasakan anak  anaka  laki- laki sebagai pemegang pondasi atau pengganti Bapak. Oleh karenanya kalau kita cari bintang ini begitu sekedar saja tidak mudah untuk menemukanya.

Untuk mencari atau  berburu binatang ini,  kita harus menggunakan peralatan berburuan yang lengkap. Peralatan atau bahan untuk mencari kuskus pohon antara lain: busur dan anak pana, peluru cis, senapan angin, senter, baterai (batere), percis, dan perlengkapan lainnya. Kadang kalah dalam pemburuan binatang ini tidak tentu kita dapat, dan sebaliknya.  Kadang tidak.
Tempat atau lokasi yang kita mau berburu bukan di ladang tau kebun, tetapi kita mencarinya di hutan belantara menggunakan senter atau cahaya bulan. Untuk ketemu binatang ini, tentu punya cara- cara tersendiri, yaitu kita duduk mendengarkan jejaknya ia mencari makan, atau pada saat ia jalan mencari makan lalu kita bisa ketahuinya. Kedua,  kalau  mau ketemu denga cepat, kita harus membawa  anjing. Kalau anjing yang kita bawa ini menggong -gong, maka itu menandakan bahwa ia ada lihat kuskus atau binatang lainya.
Setelah kita ketemu  binatang ini, kita mulai mengancang- ancang untuk membununya. Kalau pake anak pana, tentu akan panjat  pohon  lalu memana atau menembakinya. Kalau menembaki menggunakan senapan angin, hanya tinggal pompa dan menembakinya. Tapi belum tentu kita begitu tembak ia mati, tapi tembak berkali- kali baru ia bisa mati. Namun kita tembak pada sasaranya, maka ia langsung mati. Alat – alat apa sajakah yang biasa digunakan mencari atau berburu kuskus pohon ini? Marilah kita lihat satu- per satu.
Untuk berburu kuskus atau binatang lainya menggunakan alat- alat tradisional. Alat – alat teradisional yang sering digunakan adalah sebagai berikut: anak pana (arah), busur (ebon), dan alat- alat lainya; seperti batol, awel, betop dll.  Alat- alat ini harus disiapkan dalan jumlah yang banyak  khusunya anak pananya.
Adakalah mereka tidak menggunakan alat- alat diatas, hanya mereka membawa anjing dan parang saja.  Kalau ada yang  melihat kuskus pohon hanya mereka tinggal mengusir kearah anjing untuk menangkap atau membununya. Anjing yang mereka bawa itu sudah terlati sejak kecil untuk berburu.

Bukan dengan cara itu saja, melainkan cara lainya adalah jerat. Jerat ini mereka buat diatas pohon- besar, dengan maksud kalau kuskus lewat bisa menyeratnya. Cara lainya lagi adalah masyarakat pegunungan Bintang sebut adalah tangop.  Tangop artinya, salah satu cara yang dibuat untuk mendapatkan kuskus. Cara ini sangat sederhana, yaitu seketik tempat dimana kuskus lewat itu mereka akan buat semacam pagar, tetapi diatasnya pagar itu, ada potongan kayu. Dan misalnya kuskus lewat, potongan kayu itu jatuh dan menindisnya.
Setelah masuknya pengaruh luar di tengah- tengah masyarakat Kabupaten Pegunungan Bintang, sebagaian alat- alat tradisional telah punah.  Dan sekarang mereka berburu kuskus menggunakan senjata cis atau senapan angin. Bahkan alat penerang yang mereka gunakan sekarang adalah senter, bukan lagi merek mencari menggunakan cahaya bulan di malam hari. Tetapi hebatnya adalah bahwa masa dulu mereka menggunakan alat- alat tradisional dan cepat mendapatkan binatang  ini dalam waktu sekejap. Tetapi sekarang kalau mau ketemu binatang ini sangat susah. Tetapi kemungkinan besar, masa dahulu alam juga mendukung maka mereka cepat untuk menemukannya.
Berdasarkan cerita Bapa kepala suku di pepera, dulu itu kita cari binatang itu mau adakan acara adat lalu kita cari binatang ini. Dan  acara berburu yang kami lakukan duluh itu secara adat katanya. Jadi untuk mendapatkan binatang (kuskus) tidak  lama. Lalu ia pun membandingkan  masa kini dengan masa lalu. Kata Bapaku sekarang kan kamu carinya karena bukan adat, hanya sekedar mau makan saja. Makanya kamu tidak menemukannya, carinya susah lalu dapat hasilnya. Tetapi kami berburu karena mau mengadakan ritual atau mengadakan acara adat.
Kuskus yang dapat tembak, tetapi ia tidak mau mati, ini menandakan bahwa kuskus itu belum waktu untuk meninggal. Hal ini masyarakat mereka tahu dan mereka akan kastinggal mencari yang lainya. Dalam pencarian bukan karena adat ini, kadang dapat dan kadang tidak.
Alat penerang yang mereka gunakan pada zaman dahulu  adalah cahaya bulan (malam hari). Artinya bahwa, mereka (masyarakat Pegunungan Bintang) zaman dahulu mereka berburu kuskus ini menggunakan cahaya bulan (sebelum masuknya pengaruh dari luar). Cara berburu ini, mereka akan lihat suaca. Kalau suacanya cerah dan bulan terang, itulah waktu yang pas bagi masyarakat Pegunungan Bintang untuk mencari kuskus pohon.  Kalau mereka ketemu kuskus, mereka harus panjat pohon lalu memana atau membunuhnya menggunakan anak panah.

Di daerah Pegunungan Bintang yang sekarang terjadi adalah mereka tidak mau beruru tanpa ada alat- alat penerang terutama, senter dan senapan angin (cis). Namun anehnya adalah, mereka berburu  menggunakan alat- alat yang lengkap, tidak seperti duluh tapi mereka tidak mendapatkan atau tidak menemukanya bintang tersebut. Dan inilah muncul pertanyaan besar. Hal ini saya sendiri sudah menghalami waktu berburu. Bukan saya saja mengalaminya, tetapi banyak orang mengatakan demikian.
Setelah masuknya pengaruh luar di daerah Pegunungan Bintang mereka sudah tinggalkan kebiasaan yang dulu. Alat- alat tradisional yang dulu mereka gunakan untuk berburu kuskus mereka tinggalkan. Tetapi menurut resepsi saya, hal itu baik dan bisa tidak. Karena semuanya ada yang baik dan ada yang buruk. Oleh karena itu, kita jangan semua kebiasaan dulu dihilangkan. Tetapi juga perluh kita merawatinya dan melestarikan apa yang dianggap baik, dan sebaliknya.

Fungsi utama dalam acara berburu kuskus pohon  adalah untuk mendewasakan anak laki- laki menjadi manusia yang dewasa dalam mentalnya. Fungis yang kedua adalah apabilah ada seseorang sakit, untuk menyebukan orang sakit ini melalui acara berburu. Karena hal ini merupakan suatu kepercayaan atau suatu kebiasaan yang diwariskan secara turun temur. Kepercayaan atau kebiasaan ini masyarakat pegunugan bintang sangat percaya dan selalu diakui oleh setiap kelompok, setiap idnvidu dan masal.
Sestem religi atau system kepercayaan terhadap suatu alaah ini berkakitan dengan Atangki(Allah). Dimana masyarakat Pegunungan Bintang percaya kepada Atangki sebelum masuk ajaran gereja Katolik.  Berburu kuskus ini salah satu cara masyarakat menyembah kepada Atangki dengan maksud “kamulah yang kkuasa” . karena semua yang ada di muka bumi ini engkaulah yang menciptakannya. Engkaulah pelindung kami,

System social masyarakat pegunugan Bintang ada enam tingkat. Enam tingkat ini berdasarkan Adat. Karena di dalam rumah honai (bokam) ada enam tempat yang sudah sah.  Dari ke enam tingkat social ini tidak ada yang kaya, dan tidak ada yang miskin, semuanya sama.  Karena setiap manusia hidup di bumi ini hanya sementara. Hanya sebentar singgah dan sebentar akan pergi untuk selamanya. Oleh karena itu, masyarakat di daerah ini semuanya sama drjat. Tidak ada yang dianggap “ saya saja hebat, sementara yang lainya tidak.
Makna dalam acara ini paling berarti bagi masyrakat Kabupaten Pegunungan Bintang. Terutama adalah anak – anak atau generasi mudah,  baik wanita maupun pria. Anak yang sudah lalui dalam proses ini cara berpikirnya akan berbeda dengan yang tidak. Bukan hanya cara berpikir saja, tetapi dalam hal apa saja, entah pekerjaanya dia, cara berburunya, cara menanggapi sesuatu denga cepat.  Hal lain lagi adalah bahwa ia akan terjamin dalam kesehatanya, dalam keluarganya, untuk menghadapi tantangan yang dihadapinya dengan rendah hati. Oleh karenanya.

Acara ini kapan saja bisa diadakan. Hanya saja, harus sesuai dengan situasi yang ada di lingkunganya. Apabilah ada yang merasa sakit, atau mau ketempat lain karena ada kegiataan, maka akan ada acara tersebut di mulai. Lalu ada hal yang menarik dari acara ini adalah ibu yang hamil. Apabilah ibu tersebut hamil, lalu kesehatanya terganggu  maka mereka akan gelar acara ini.
Unik memang inilah wajah asli pribumi penghuni pulau paling kaya di negeri ini.

Deden Rojudin/Oksibil,Papua

Kamis, 24 Mei 2012

Pesona Raja Ampat

         
                                     ""   Selamat datang  ""






Kepulauan Raja Ampat terletak di barat 
laut “kepala burung” Pulau Papua. Kepulauan yang memiliki 610 pulau kecil ini merupakan pecahan dari Kabupaten Sorong. Luas wilayahnya sekitar 46.000 kilometer persegi (km2). Tapi, hanya 6.000 km2 berupa daratan, sisanya (40.000 km2) adalah lautan. Wilayah ini termasuk ke dalam kawasan Teluk Cendrawasih, yang merupakan taman nasional terbesar di Indonesia.



Dari seluruh pulau yang ada, hanya 35 pulau yang berpenghuni. Raja Ampat memiliki empat pulau terbesar, yaitu Pulau Misol, Salawati, Bantata, dan Waigeo, dengan pusat pemerintahan di Kota Waisai. Pulau-pulau yang belum terjamah keasrian lautnya ini membuat banyak wisatawan asing maupun domestik terpikat untuk mengelilingi seluruh perairan di Pulau Papua. 

Sayangnya, informasi mengenai keindahan alam Raja Ampat tidak bisa ditemui dalam buku panduan wisata Indonesia. Tapi, semua cerita dan foto mengenai daerah ini dapat ditemui di internet. Situs itu dibuat oleh orang-orang asing yang berprofesi sebagai penyelam, peneliti kehidupan laut atau turis biasa yang sudah pernah mengunjungi wilayah ini. 


Raja Ampat memang diakui Dunia sebagai salah satu dari 10 perairan terbaik untuk menyelam. Biota lautnya juga paling lengkap di Dunia. Tidak ada tempat di bumi ini yang memiliki begitu banyak keanekaragaman biota laut sebanyak di Raja Ampat.


Pemandangan Raja Ampat seperti dalam mimpi tetapi ini bukanlah ilusi. Saat Anda mencemplungkan diri menyelam ke bawah laut maka perhatikan dengan detail hewan laut yang menyapa. Bisa jadi kuda laut kerdil mendekati jemari Anda seakan ingin menyambut berjabat tangan. Mantaray dan wobbegong akan berenang bersama Anda. Ikan tuna, giant trevaliies, snapper, dan bahkan barracuda turut menyambut Anda di bawah laut. Itu belum cukup, bagaimana apabila ada teman baru yang ramah yaitu ikan dugong ingin berenang bersama Anda. Jangan lewatkan juga mengamati sibuknya ikan-ikan kecil menjaga wilayahnya hilir-mudik. Bila Anda beruntung mungkin dapat berenang bersama penyu laut.



Keindahan yang alami, seolah benar-benar tidak tersentuh telah menjadi daya tarik utama di sini. Tidak perlu ungkapan keindahan langit yang biru atau pulau yang menghijau subur, karena apa yang ada di atas daratan dan di bawah lautnya akan mengatakan kepada Anda “Selamat datang di Raja Ampat; inilah surga keanekaragaman hayati laut tropis terkaya di dunia saat ini.


Di balik keindahan ada bahaya mengancam


Penyebaran Malaria

Nyamuk satu ini hanya bisa hidup di daerah tropis, termasuk Indonesia. Dari 80 jenis nyamuk anophelesyang ada di Indonesia, hanya 14 di antaranya yang berperan menularkan malaria Batas dari penyebaran malaria adalah 61o LU ( Rusia ) dan 32oLS (Argentina). Ketinggianyang dimungkinkan adalah 100 meter di bawah permukaan laut (Laut Mati dan Kenya) dasn2000 meter di atas permukaan laut (Bolivia).
P. vivax
mempunyai distribusi geographis yangpaling luas, mulai dari daerah yang beriklim dingin, subtropik sampai ke daerah tropik 

Hampir separuh populasi Indonesia sebanyak lebih dari 90 juta orang tinggal di daerah endemik malaria.11 Diperkirakan ada 30 juta kasus malaria setiap tahunnya, kurang lebih hanya 10 persennya saja yang mendapat pengobatan difasilitas kesehatan. Beban terbesar dari penyakitmalariani ada di provinsi-provinsi bagian timur Indonesia di mana malaria merupakan penyakit endemic.

merupakan vektor penyakit malaria di daerah Indonesia bagianTimur. Khusus nya Maluku dan Papua

Pada umumnya jenis nyamuk Anopheles akan menggigit mangsa pada malam hari



Di Papua insiden malaria selalu menempati urutan lima besar penyakit, sehingga menjadi beban ganda bagi pemerintah daerah,       



Sedangkan, jika dilihat dari data yang 

ada lebih 50 persen kasus malaria ada pada masyarakat usia produktif.

"Malaria menyebabkan anemia, pada anak usia sekolah akan mempengaruhi kemampuannya mengikuti pelajaran serta kecerdasannya, sedangkan pada usia produktif malaria akan menurunkan produktifitas dan kualitas sumber daya manusia Papua,


Ada beberapa faktor yang berperan dalam penularan malaria, yaitu plasmodium sebagai penyebab penyakit, nyamuk Anopheles sebagai pembawa penyakit, manusia sebagai pejamu serta lingkungan.



"Terdapat hampir 400 spesies nyamuk anopheles di dunia dan sekitar 60 diantaranya merupakan pembawa malaria pada manusia,



Papua juga memiliki beberapa jenis spesies nyamuk anopheles yang berbeda dengan yang ada di Indonesia bagian barat.


Spesies anopheles di Papua merupakan pembawa malaria yang dikenal sangat suka darah manusia.

Di samping itu, juga telah diketahui adanya spesies kembar diantara spesies anopheles, yang secara morfologis tampak sama tetapi secara genetis berbeda. Yang berarti berbeda pula kemampuannya dalam menularkan malaria. 
jika kurang tanggap akan berakhir seperti ini


"Melihat kondisi ini jelas mengharuskan Papua mempunyai cara pengendalian malaria yang lebih spesifik.

Dia menilai, malaria bukan hanya masalah kesehatan semata, bukan saja merupakan tanggung jawab sektor kesehatan. Tetapi telah menjadi masalah sosial kemasyarakatan yang memberikan dampak luas terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Pencegahan Malaria

Disarankan untuk menggunakan obat pencegahan malaria 2 (dua) minggu sebelum kunjungan hingga 2 (dua) minggu setelah meninggalkan wilayah tempat wisata kabupaten Raja Ampat , serta secara reguler setiap minggunya saat berada di wilayah ini. Hal ini untuk menjaga wisatawan dari terjangkitnya penyakit malaria yang secara umum banyak terdapat di kabupaten ini terutama di daerah dataran rendah.

Persiapkan obat-obatan p3k untuk menjaga dari setiap kemungkinan terluka atau cidera dalam melakukan objek wisata alam karena kondisi beberapa medan serta cuaca yang relatif sulit diperkirakan.


Sleeping bag atau kantong tidur merupakan salah satu perlengkapan utama bagi wisatawan yang berminat melakukan tempat wisata alam di dataran rendah kepulauan raja ampat, sebab suhu udara pada malam hari di beberapa tempat alam wisata akan menjadi sangat dingin.

Tenda anti air sangat diperlukan bagi wisatawan yang menginginkan tidur di alam terbuka walaupun di setiap kampung telah tersedia akomodasi objek wisata alam sederhana seperti rumah penduduk maupun rumah sekolah ataupun rumah guru lokal. Dalam hal ini wisatawan juga dapat meminta tour operator objek wisata atau objek pariwisata maupun pemandu wisatanya untuk menyediakan fasilitas tenda tersebut.

So,,,,,jadi jangan ragu-ragu kalau mau berlibur ke papua ini hanya  sekedar informasi agar mempersiapkan segalanya sebelum pergi liburan,jangan sampai setelah pulang liburan kita menjadi sakit,kan gak lucu,,,,sampai jumpa di kisah di tempat eksotis yang lainnya.





Deden Rojudin/Raja Ampat,Papua Barat

Rabu, 16 Mei 2012

"Jika ke tanah Papua tapi belum ke Wamena, belumlah lengkap"




Ada istilah mengatakan "Jika ke tanah Papua tapi belum ke Wamena, belumlah lengkap". Guyonan itu sekilas mengada-ada, namun jika kita pergi ke Kota Wamena yang terletak di Lembah Balliem ini baru kita dapat memahami.

Kota Wamena dan sekitarnya di kabupaten Jayawijaya ini berada di Kelilingi Gunung daerah pegunungan Jayawijaya merupakan Kawasan tujuan wisata di prop. Papua dikarenakan keadaan alam yang indah dan masyarakat yang unik yang jarang dijumpai di Daerah lain di Nusantara.

Keadaan Topografi Lembah Baliem cukup rata sehingga di Kota Wamena banyak di jumpai becak seperti di Jawa. Jika dilihat dari pesawat udara akan terlihat Jayawijaya ibarat suatu kuali besar (lembah) diatas dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 1550 meter diatas permukaan laut. Suhu cukup sejuk ….atau dingin, suhu rata-rata harian dalam satu tahun berkisar 190C. Jadi jangan lupa bawa jaket tebal untuk persiapan malam hari. Lembah ini dinamakan lembah baliem karena terdapat Sungai Baliem yang berliku-liku seperti ular. Anugrah sungai baliem ini meyebabkan derah ini cukup subur dan potensial dikembangkan menjadi areal persawahan dan perkebunan.
Ketika penumpang menginjakkan kakinya di Bandara Wamena setelah terbang 55 menit dari bandara Sentani Jayapura maka penumpang akan langsung disuguhi pemandangan alam yang luar biasa. Di dalam Kota dan sekitar bandara akan di jumpai masyarakat lokal yang masih tradisional, dengan berpakaian hanya mengenakan "koteka" yang hanya menutupi batang kemaluan laki-laki saja dan dikikatkan ke pinggang. Jika anda masuk ke desa-desa atau pedalaman masyarakat yang mengenakan koteka ini lebih banyak dijumpai. Anda pasti berfikir apakah mereka tidak kedinginan…..?.
Masyarakat di lembah baliem ini merupakan masyarakat agraris dengan bercocok tanam secara tradisional dan berpindah-pindah untuk memperoleh tanah subur atau humus pada lahan baru. Makanan pokok bagi masyarakat lokal yaitu Ubi jalar atau biasa disebut "Hipere". Mereka menjadikan "ipere" sebagai makanan pokok sejak nenek moyang mereka karena mudah di budidaya dan tidak memerlukan biaya perawatan. Selain ipere mereka juga menanam singkong, kacang panjang, jagung, dan padi. Padi banyak di jumpai di Daerah irigai elagaima (Muoai), Tulem, Muliama dan Holkima. Mereka menggunakan alat pertanian dengan kayu cangkang (kayu bengkok), parang dan sekop. Mereka tidak pernah menggunakan cangkul untuk mengolah tanah. Kampak digunakan untuk menebang pohon dan membelah kayu untuk kayu bakar dan pagar.
Areal ladang atau sawah sebelum ditanam dipagar keliling terlebih dahulu untuk menghindari gangguan hama dan babi ternak, dengan pagar yang cukup rapat dan unik. Pagar ini biasa disebut "Geler". Geler ini merupakan pagar yang khas di wamena. Geler terbuat dari kayu kasuari (sejenis cemara) yang kayunya amat keras. Kayu kasuari dibelah-belah dan ditancapkan ketanah kemudian di ikat satu sama lain dengan tali Kelokop (jagat) sejenis bambu tapi berukuran kecil. Pagar yang sudah jadi kemudian bagian atasnya ditutup dengan rumput kering dan akar-akaran agar kayu dan tali tidak mudah rapuh akibat perubahan cuaca atau hujan. Pagar ini dapat bertahan lama hingga mencapai 3 tahun.
Rumah adat masyarakat wamena yaitu berbentuk lingkaran dengan penutup alang alang yang cukup tebal (> 10 cm). Rumah ini disebut "HONAI", Honai ini sering dijadikan simbol rumah adat khas Papua. Jika anda masuk kedalam Honai ini maka didalam cukup hangat dan gelap karena tidak terdapat jendela dan hanya ada satu pintu. Dimalam hari mereka menggunakan penerangan kayu bakar di dalam honai dengan menggali tanah didalammnya sebagai tungku, selain menerangi bara api juga bermanfaat untuk menghangatkan tubuh. Jika tidur mereka tidak mengunakan dipan atau kasur, mereka beralas rerumputan kering yang dibawa dari kebun atau ladang. Umumnya mereka mengganti jika sudah terlalu lama karena banyak terdapat kutu babi.

Dalam satu komplek perumahan dihuni satu keluarga dan terdapat beberapa Honai. Jumlah Honai menandakan jumlah istri yang ada, di sini banyak dijumpai laki-laki lebih dari satu istri terutama kepala suku atau Ondoafi.
Babi ternak banyak dijumpai di Wamena, babi seolah sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat. Acara pernikahan umumnya maskawin dengan minimal 5 (lima) ekor babi dan satu buah Noken. (Noken adalah sejenis tas tradisional yang terbuat dari tali noken / kulit kayu). Tas noken biasanya digunakan sebagai tas multi fungsi, baik untuk membawa ipere, daun ipere atau perbekalan ke kebun / sawah. Tapi noken juga sering digunakan untuk menggendong anak bayi atau menggendong anak babi. Dahulu masih banyak dijumpai para wanita yang menyusui bayi babi.
Suku asal masyarakat Wamena adalah suku Dhani yang amat terkenal di seluruh papua karena kebiasaan berperang, yang konon katanya Suku Dhani dan Suku Asmat merupakan suku asli bumi Cendrawasih Papua. Mereka sangat lihai menggunakan panah dan ketapel. Selain panah dan ketapel dahulu kala mereka menggunakan parang yang terbuat dari batu dan pisau tusuk yang terbuat dari tulang–belulang. Tulang yang biasa digunakan adalah tulang kaki burung Kasuari. Namun perang suku saat ini sudah jarang terjadi, yang ada adalah Perang-perangan di dataran luas yang telah disediakan. Acara tarian tradisional dan perang-perangan dilaksanakan setahun sekali atau untuk menyambut tamu kehormatan. Acara ini sekarang dikemas semacam festival perang-perangan di ikuti oleh suku-suku di Wamena, untuk menggenang peristiwa perang suku yang biasa dilakukan nenek moyang mereka waktu dulu, sejaligus unjuk kehebatan yang dilihat para penonton. Acara ini "Perang-perangan" ini digelar setiap menyambut 17 Agustus untuk memperingati HUT Proklamasi dan dibiayai oleh pemerintah daerah dalam rangka menjaga tradisi dan budaya serta menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dan mancanegara. Acara ini sangat unik dan menarik, banyak sekali di hadiri wisatawan asing dan mengabadikan dalam bentuk film, umumnya arus turis meningkat hingga hotel-hotel penuh dan harus memesan terlebih dahulu.
Selain alam, seni budaya, dan cara budidaya yang menarik di wamena adalah bahasa. Anda akan merasa asing dengan bahasa mereka. Namun saat ini mereka umumnya sudah dapat berbahasa Indonesia, bahkan sampai di daerah terpencil. Umumnnya mereka belajar bahasa Indonesia dari sekolahan dan gereja. Banyak dijumpai gereja disini, meskipun di Wilayah kota juga terdapat beberapa Masjid yang dibuat oleh para pendatang dan Tentara. Perbedaan agama dan adat tidak menjadi masalah bagi masyarakat Kota wamena atau Papua secara umum, mereka dapat membaur menjadi satu.
Jika anda berjalan-jalan di pelosok ada pantangan atau hal yang jangan anda lakukan yakni memanjat pagar geler tanpa permisi atau ijin, kencing atau berak di sungai, dan memotret tanpa ijin. Kalau handy camp gak apa-apa , mereka malah senang dikira bakalan masuk TV atau Koran Cepos.Mereka bisa marah dan berabe lho…………Kebiasaan mereka memanfaatkan air sungai secara langsung untuk minum dan mandi menyebabkan mereka amat menjaga kebersihan sumber air baku. Jika anda melanggar pantangan tersebut anda bisa kena denda dengan jumlah yang besar. Awas , Kalau mobil anda menabrak babi sampai mati siapkan aja uang dalam jumlah besar karena babi disini harganya lebih dari nyawa manusia.
Inilah sekilas tentang Wamena yang berada di Lembah Baliem, jika anda kesini seolah anda berada di dunia lain. Banyak obyek wisata menarik. Ada …… Sungai dan Muara baliem yang membentang luas bagaikan bengawan Solo yang banyak terdapat ikan dan udang bercapit besar (Udang selingkuh dengan kepiting), terdapat Orang ber"koteka", Rumah Honai dan pagar gelernya, ada Mummi yang berusia lebih dari 350 tahun lalu, pasar tradisional yang menjual hasil perkebunan rakyat". Fasilitas bagai wisatawan di kota Wamena cukup memadai. Disini transportasi cukup lancar baik angkutan umum dan becak dengan tarif yang murah, terdapat hotel mewah dengan tarif < Rp. 500 000 per hari dan hotel melati < 150 000 per hari, komunikasi juga cukup lancar disini sudah terdapat TELKOM dan Signal Simpati. Jangan kuatir kita dapat SMS setiap waktu, Pesawat dari Jayapura ke Bandara Wamena ada setiap hari yakni angkutan umum oleh MERPATI dan TRIGANA AIR berjenis Fokker. Juga terdapat Hercules dan Cesna sebagai angkutan barang, militer dan umum. Trigana Air dalam satu hari bahkan ada 3 penerbangan. Kalau mau ke Wamena tidak ada jalan darat apalagi transportasi laut, anda harus naik pesawat udara dengan pemandangan pepohonan yang lebat di Pegunungan Jayawijaya yang menakjubkan bagi siapapun.
Ini bukan Promosi tapi sekedar berbagi cerita yang pernah saya lihat dan amati di Wamena. Kalau tidak percaya, datang dan buktikan kata-kata saya…....










Deden Rojudin/Wamena,Jayawijaya,Papua